Halo sobat MIPNEWS, apa kabar semua?
Semoga dalam keadaan sehat & baik.
Virus Nipah yang merebak di India bukanlah virus baru. Virus ini telah ada sejak puluhan tahun lalu. Virus ini kini kembali menyebar dan mengakibatkan 2 kematian dan ratusan orang lainnya diperiksa untuk mengatasi diagnosis lebih lanjut.
Penyakit virus Nipah bukanlah penyakit baru, pertama kali diidentifkasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun1998-1999 yang berdampak hingga Singapura. Lantas, bagaimana cara menghindarinya?
Pertama-tama kita perlu mengetahui bagaimana Virus Nipah dapat menyebar. Virus tersebut menyebar melalui:
1. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus Nipah (termasuk zat sekresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan).
2. Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi).
3. Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urin, atau darah).
Kelompok berisiko terkena penyakit virus Nipah, antara lain:
1. Peternak babi atau petugas pemotong babi pada area peternakan yang dekat dengan populasi kelelawar buah.
2. Pengumpul nira/arena tau buah-buahan lain yang kemungkinan dikonsumsi kelelawar buah.
3. Petugas Kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien terinfeksi virus Nipah.
4. Tenaga laboratorium yang melakukan pengelolaan specimen pasien terinfeksi virus Nipah.
5. Keluarga atau kerabat yang merawat pasien terinfeksi virus Nipah.
Pencegahan Penyakit Virus Nipah dapat dilakukan melalui pengendalian faktor resiko seperti :
1. Tidak mengkonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya, karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh karenanya perlu dimasak sebelum dikonsumsi.
2. Hindari kontak dengan hewan ternak (seperti babi, kuda) yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka menggunakan APD (alat pelindung diri).
3. Konsumsi daging ternak secara matang.
4. Cuci dan kupas buah secara menyeluruh.
5. Buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar.
Lakukan juga pengendalian faktor resiko lainnya, yaitu:
1. Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola specimen pasien terinfeksi, menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar.
2. Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah.
3. Hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi.
4. Terapkan perilaku bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur, etika bersin.
Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang bervariasi dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat hingga ensefalitis fatal.
1. Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demem, sakit kepala, myalgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.
2. Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.
3. Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopic dan gangguan saluran pernapasan berat.
4. Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.
Jika mengalami gejala berkaitan dengan virus Nipah dan berinteraksi dengan hewan atau pasien yang terinfeksi, langsung datang ke fasilitas layanan kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
Apabila terdiagnosis penyakit virus Nipah, dokter atau tenaga kesehatan akan menentukan mekanisme pengobatan yang diperlukan, seperti terapi suportif dan simptomatik untuk meredakan gejala yang dialami.
Sampai saat ini belum ada pengobatan spesifik maupun vaksin untuk mencegah penyebaran penyakit virus Nipah. Sehingga, mari untuk menerapakan upaya-upaya pengendalian faktor risiko supaya terhindar dari virus Nipah.