Waspada Cacar Monyet

 

Halo Sobat Sehat, apa kabar kalian semua?
Semoga dalam keadaan sehat & baik.

Baru-baru ini kita mendengar atau membaca mengenai sebuah penyakit yang mungkin cukup asing di telinga kita. Sebuah penyakit yang hingga 26 Oktober lalu tercatat sudah ditemukan 17 kasus terkonfirmasi di Indonesia. Penyakit tersebut bernama Monkeypox atau cacar monyet. Namun apakah sebenarnya penyakit tersebut?

Apa sebenarnya cacar monyet?

Cacar monyet adalah sebuah penyakit zoonosis yang langka yang ditemukan pertama kali pada tahin 1958 dimana menyerang koloni monyet. Namun ternyata pada tahun 1970 kasus cacar monyet yang pertama kali menginfeksi manusia di Republik Demokratik Kongo. Dan sejak itu ditemukan di beberapa negara di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Monkeypox yang merupakan bagian dari Orthopoxvirus dalam family Poxviridae.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terinfeksi adalah sebagai berikut:
1. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.
2. Mengkonsumsi produk olahan hewan yang terinfeksi.
3. Kontak langsung dengan penderita atau pengidap cacar monyet.

Jadi dapat kita lihat bahwa penularan dari penyakit ini bisa terjadi dari hewan ke manusia dan juga dari manusia ke manusia, bahkan bisa menular melalui plasenta dari ibu hamil ke janin.

Gejala yang ditimbulkan dari cacar monyet

Adapun beberapa gejala yang dapat ditimbulkan serupa dengan penyakit cacar air, yang timbul setelah 5 hingga 21 hari pasca paparan.

Adapun gejala awal yang dapat terjadi sebagai berikut:
1. Demam sampai menggigil.
2. Sakil kepala.
3. Nyeri otot, punggung. Rasa lelah.
4. Bisa ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening.

Pada umumnya setelah mengalami gejala awal 1 hingga 3 hari, para pengidap cacar monyet akan timbul ruam di beberapa bagian tubuh seperti wajah, tangan, kaki, mulut, daerah genital, hingga mata dimana ruam tersebut dapat berkembang menjadi lesu.
Gejalanya sendiri dapat dialami selama 2 hingga 4 minggu dimana kondisi dapat membaik dan menghilang sendiri. 

Penegakkan diagnosis

Dalam rangka menegakan diagnosis, biasanya dimulai dengan anamnesa atau wawancara terkait dengan gejala maupun riwayat penyakit sebelumnya dan keluarga. Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dimana melihat lesi atau ruam yang muncul di bagian tubuh. Juga pemeriksaan tambahan seperti PCR test yang dengan cara mengambil sampel cairan dari lesi. Selain itu bisa juga dilakukan pemeriksaan biopsy dengan mengambil sampel bagian lesi dan kulit. 

Adapun pengobatan yang dilakukan dengan memberikan obat obatan yang diperlukan untuk meredakan gejala yakni pemberian terapi simtomatis juga pemberian antivirus.

Bila tidak ditangani secara cepat, dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang dapat terjadi seperti:
1. Bronkopneumonia.
2. Sepsis.
3. Peradangan pada jaringan otak.
4. Infeksi pada bagian kornea.

Pencegahan cacar monyet

Selain mengobati gejala yang sudah timbul, hal yang tidak kalah pentingnya adalah mencegah agar tidak terinfeksi yakni dengan cara:

1. Menghindari berpergian ke daerah wabah.
2. Menghindari kontak dengan penderita.
3. Menjaga kebersihan diri.
4. Menghindari makan daging yang mentah.
5. Melakukan vaksinasi cacar.
6.. Menjaga stamina tubuh.

Jadi setelah Sobat Sehat tahu mengenai cacar monyet yang patut kita ketahui dan juga waspadai agar kita dan orang terkasih tidak terpapar dan terjangkit. Sekian dahulu untuk Info Sehat edisi kali ini, sampai jumpa di edisi berikutnya.

 

back-to-top-custom