Yuk Ketahui Lebih Lanjut, Apa itu Bell’s Palsy

 

Halo Sobat Sehat apa kabar? Semoga senantiasa
dalam keadaan sehat & baik.

Tidak jarang kita mendengar suatu keadaan yang pastinya membuat penderita dan keluarga panik melihat gejala atau keadaan yang dialami oleh pasien secara mendadak. Sebuah penyakit yang dikenal dengan nama Bell’s Palsy.

Bell’s Palsy adalah kondisi dimana terjadinya kelumpuhan di salah satu sisi wajah, terjadi secara tiba tiba dan tidak menetap atau permanen karena biasanya dapat membaik dalam hitungan minggu.

Penyebab Bell’s Palsy

Bell’s Palsy dapat mengenai siapa saja, biasanya terjadi karena peradangan pada saraf yang mengendalikan otot wajah. Dimana peradangan tersebut dapat menyebabkan saraf terhimpit sebagian atau seluruhnya, membuat otototot yang terhubung dengan saraf tersebut juga berhenti bekerja dan membuat otot wajah lumpuh.

Beberapa penyebab peradangan persarafan tersebut dapat terjadi karena infeksi virus seperti virus herpes simplex, virus varicella zoster, cytomegalovirus, adenovirus, rubella, flu B, dan gondongan.

Namun selain infeksi virus virus di atas, ternyata ada beberapa penyebab lain yang dapat memicu terjadinya bell’s palsy, seperti cedera karena kecelakaan dan cedera karena operasi.

Gejala yang ditimbulkan dari Bell’s Palsy

Bell’s Palsy mempunyai gejala yang berbeda beda pada setiap pengidapnya seperti:

1. Kelumpuhan pada salah satu sisi wajah baik ringan maupun berat.
2. Kesulitan untuk menutup mata pada sisi yang terkena, yang menyebabkan mata menjadi kering.
3. Adanya rasa tidak nyaman atau nyeri di belakang telinga sampai ke rahang.
4. Penurunan kemampuan mengecap rasa.
5. Ngiler karena tidak dapat mengontrol air liur.
6. Tinitus atau telinga berdenging.
7. Sakit kepala dan pusing.

Penegakan diagnosis Bell’s Palsy

Siapapun dapat terkena Bell’s Palsy, namun ada beberapa yang mempunyai kecenderungan beresiko untuk terkena seperti:

1. Orang yang mengidap migraine.
2. Usia 15-60 tahun.
3. Mempunyai riwayat penyakit gula atau dibetes juga penyakit pernapasan bagian atas.
4. Wanita hamil terutama trimester ketiga.

Untuk penegakan diagnose, pertama-tama dokter akan melakukan anamnesa dan menggali informasi mengenai penyakit yang dialami oleh pasien. Selain itu akan dilakukan pemeriksaan fisik terutama di bagian daerah wajah dan meminta pasien melakukan beberapa gerakan seperti menutup mata, mengangkat alis, tersenyum dan lainnya untuk mendeteksi kelumpuhan saraf wajah.

Selain melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik, bila diperlukan maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan seperti:

1. EMG / Elektromiografi untuk mendeteksi kerusakan saraf.
2. MRI dan CT Scan untuk memastikan ada tidaknya kelainan otak.
3. Test darah untuk mengetahui penyakit lain yang memicu bell’s palsy.

Pengobatan Bell’s Palsy

Pengobatan untuk pengidap Bell’s Palsy biasanya dengan memberikan antiinflamasi dan juga antivirus yang diperlukan. Dikombinasi dengan obat-obat untuk mengurangi rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada wajah. Dan tentunya dikombinasi dengan fisioterapi dan latihan wajah agar mempercepat penyembuhan. 

Jadi, setelah kita mengetahui perihal penyakit Bell’s Palsy maka bila ada keluarga atau orang terkasih mengalami gejala yang sama, sesegera mungkin diperiksakan ke faisilitas kesehatan terdekat. Jangan lupa juga kita harus memelihara gaya hidup sehat dengan makan bergizi dan berolah raga secara rutin. Dan selalu ingat untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

back-to-top-custom