Virus Marburg

 

Halo, apa kabar sobat MIPNEWS? 
Semoga dalam keadaan sehat & baik.

Sobat MIPNEWS pernah dengar Virus Marburg? Yuk, simak penjelasan lengkapnya.

Apa sebenarnya Virus Marburg itu?

Virus Marburg adalah suatu virus penyebab demam berdarah yang dapat ditemukan pada primata maupun kelelawar. Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus Marburg. 

Virus Marburg ditularkan dari seseorang yang terinfeksi melalui darah, cairan tubuh (urin, air liur, tinja, bekas muntahan, ASI, dan cairan sperma/semen), dan alat serta pakaian yang digunakan. Virus masuk melalui kulit yang terluka atau membran mukosa seperti mata, hidung, dan mulut yang tidak terlindungi.

Virus Marburg

Berita dari WHO menyatakan bahwa adanya laporan penyakit Marburg berasal dari negara Guinea Ekuatorial. Sampai saat ini tidak ada laporkan kasus atau suspek penyakit Marburg di Indonesia, namun pemerintah tetap meminta masyarakat untuk tetap waspada. Hasil dari penilaian resiko cepat (rapid risk assessment) yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk penyakit virus Marburg, didapatkan, kemungkinan adanya importasi kasus virus Marburg di Indonesia adalah rendah. 

Walaupun belum ada laporan kasus penyakit virus Marburg di Indonesia, masyarakat tetap diminta untuk tetap waspada karena fatalitas penyakit yang tinggi. Virus Marburg merupakan salah satu virus paling mematikan dengan fatalitas 88%, namun merupakan penyakit demam berdarah yang jarang terjadi.

Gejala Virus Marburg

Gejala meliputi demam tinggi, sakit kepala, malaise (kelelahan), nyeri otot, diare di hari ke 3 dan timbul ruam tidak gataldi hari ke 2-7. 

Gejala berat berupa pendarahan dapat terjadi pada hari ke 5-7, pendarahan ini terjadi di hidung, gusi, alat kemaluan, saat muntah darah dan buang air besar.

 Waktu timbulnya gejala (masa inkubasi) bersifat variatif, atau berbeda pada setiap orang, umumnya gejala timbul 2-21 hari setelah terpapar. 

Jika gejala berat tidak mereda di hari ke 8-9, akan menyebabkan kematian akibat syok dan pendarahan yang terus menerus. 

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum ada vaksin ataupun pengobatan antiviral untuk Marburg, namun, penanganan gejala awal seperti pada dehidrasi, dapat meningkatkan kesempatan hidup.

Siapa saja yang berisiko tertular?

1. Keluarga dan petugas medis yang merawat pasien yang terkena penyakit virus Marburg tanpa menerapkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
2. Orang yang memiliki riwayat perjalanan pada negara endemis Afrika dan Riwayat kontak dengan kelelawar buah atau memasuki tempat tinggal kelelawar.

Diagnosis Virus Marburg

Diagnosis penyakit Marburg dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dan dapat dicegah dengan cara:

1. Mengurangi kontak kelelawar buah pembawa virus Marburg.
2. Konsumsi daging yang sudah matang.
3. Menghindari kontak dengan orang yang sudah terinfeksi.
4. Bagi petugas kesehatan, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI).
5. Mencuci tangan secara rutin.
6. Menunda perjalanan yang pada saat ini terjadi wabah.

Tetaplah waspada, dan bukan hanya terbatas pada penyakit ini, namun juga pada semua jenis penyakit. Salam sehat sampai berjumpa di Newsletter bulan depan.

back-to-top-custom