Rabies

 

Halo, apa kabar sobat MIPNEWS?
Semoga dalam keadaan sehat & baik.

Beberapa saat yang lalu terinfo berita ada dua kabupaten melaporkan kejadian luar biasa (KLB) Rabies di pertengahan tahun 2023 ini. Dan apakah sobat MIPSNEWS tahu bahwa sebanyak 26 provinsi di Indonesia merupakan daerah endemis rabies, dan hanya 11 provinsi yang dinyatakan bebas rabies. 

Jadi. Yuk, kita pahami lebih lanjut tentang apa itu Rabies, penyebab, cara penularan dan gejalanya berikut ini agar lebih waspada.

Apa yang dimaksud dengan Rabies?

Rabies merupakan salah satu penyakit zoonosis (ditularkan dari hewan ke manusia) tertua yang disebabkan oleh virus rabies (Lyssavirus). Rabies menyerang syaraf dan otak. Bisa menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani dengan tepat. 

Rabies disebut juga penyakit anjing gila. 95% kasus rabies pada manusia didapatkan lewat gigitan anjing yang terinfeksi. 

Umumnya Rabies ditularkan melalui gigitan, cakaran dan jilatan pada kulit luka oleh hewan yang terinfeksi. Ada juga beragam hewan liar yang bertindak sebagai inang di berbagai benua (rubah, skunk, rakun, kelelelawar).

Kapan timbulnya gejala Rabies? 

Pencegahan terbaik GHPR (gigitan hewan penular rabies) adalah dengan melakukan vaksinasi terhadap hewan penular GHPR terutama anjing dan melakukan kontrol populasi. 

Kapan timbulnya gejala Rabies? Masa inkubasi pada manusia sekitar 2 minggu – 2 tahun, tetapi pada umumnya 3 – 8 minggu. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi masa inkubasi, yaitu jumlah virus yang masuk, tingkat kedalaman luka, lokasi gigitan, imunitas penderita, dan lain sebagainya. 

Masa inkubasi pada hewan sekitar 2 – 8 minggu, setelah digigit oleh hewan liar yang terinfeksi virus rabies. Sampai saat ini belum ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies namun penyakit ini dapat dicegah.

Tanda Rabies pada hewan

1. Rabies yang tenang, yaitu bersembunyi ditempat yang gelap, tidak mampu menelan, mulut terbuka, air liur berlebihan, kejang-kejang, kelumpuhan dan kematian dalam waktu singkat.
2. Rabies yang ganas, yaitu suara menjadi parau, tidak menurut perintah majikannya, menyerang dan menggigit apa saja, lari tanpa tujuan, lupa pulang, berkelahi, ekor berada diantara dua paha, kejangkejang disusul kelumpuhan, dan mati dalam 4 – 7 hari setelah gejala pertama muncul.

Tanda Rabies pada manusia

1. Stadium Permulaan (Prodormal) yaitu lemah, lesu, nafsu makan berkurang, sulit tidur, demam, muntah, sakit kepala berat, nyeri tenggorokan dan mual.
2. Stadium Rangsangan (Sensoris) yaitu nyeri, rasa panas disertai kesemutan pada luka gigitan, cemas dan reaksi berlebih terhadap rangsang sensorik.
3. Stadium Gila (Eksitasi) yaitu berteriak-teriak, menjambak-jambak rambut, takut air, takut cahaya, takut suara, berlebihan air liur, cairan tubuh serta berlebihan air mata.
4. Stadium Lumpuh (Paralisis) yaitu mulut menganga, lumpuh mulai dari kaki, susah bernafas, meninggal 4 – 6 hari setelah gejala pertama muncul.

Cara penanganan Rabies pada hewan

1. Segera lapor kepada petugas Kesehatan hewan di Dinas yang membidangi Kesehatan hewan setempat untuk diobservasi/diamati selama 14 hari.
2. Ikat dan atau kandangkan hewan penular rabies.
3. Jika hewan penular rabies dibawa keluar rumah maka perlu dilengkapi pengaman mulut.
4. Vaksinasi hewan penular rabies secara berkala.

Cara penanganan Rabies pada manusia

1. Cuci luka gigitan secepatnya dengan sabun/deterjen pada air mengalir selama 15 menit lalu diberi antiseptic seperti obat merah dan sejenisnya.
2. Segera pergi ke Rabies Center (Puskesmas atau Rumah Sakit) untuk dilakukan pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) atau VAR dan Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi.
3. Berikan SAR sesuai indikasi penangan luka gigitan sesegera mungkin setelah terpapar hewan rabies, efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian.
4. Untuk kelompok risiko tinggi tertular rabies, lakukan imunisasi/kekebalan terhadap rabies (Pro exposure Immunization). 

Setelah mengerti cara mengenali dan mencegah rabies, jangan ragu untuk segera ke fasilitas Kesehatan (fasyankes) terdekat jika mendapati gejala-gejala tersebut. Sampai jumpa di newsletter selanjutnya

 

back-to-top-custom